Konsep Tata Cahaya Three Point Lighting
Penata cahaya adalah seorang yang bertugas untuk mengatur letak cahaya sesuai
dengan keinginan sutradara. Seorang penata cahaya haruslah mengetahui berbagai
jenis dan fungsi dari masing-masing lampu.
Tugasnya menerjemahkan apa keinginan sutradara di lokasi shooting. Hal-hal
yang mencangkup pencahayaan seperti warna, intensitas cahaya, arah cahaya dan lain-lain. Penataan cahaya dalam produksi film tidak bisa di kesampingkan begitu saja,
apalagi hanya di garap ataupun sekedar memberi kesan terang tanpa mengindahkan
adegan apa yang sedang dilakukan.
Pada prinsipnya video adalah media untuk merekam gambar dan suara yang
memanfaatkan fenomena fotografi bagi pencahayaan drama, yang hanya tercipta
jika ada cahaya.
Fungsi pencahayaan pada film dan televisi:
- Menyinari obyek/subyek;
- Menciptakan gambar yang artistik;
- Menghilangkan bayangan yang tidak perlu; dan
- Membuat efek khusus.
Secara prosedural tata cahaya produksi berada di bawah komando departemen
kamera.
Apa itu three point lighting?
Sebagai tugas penata cahaya harus tahu konsep three point lighting atau teknik
tata cahaya tiga titik. Sebuah teknik pencahayaan yang dapat menerangi objek atau subjek dan
menempatkan posisi warna cahaya yang tepat sehingga sumber cahaya tersebut
datang dari arah yang berbeda.
Sebenarnya teknik ini merupakan basic yang
sering digunakan dalam film, video, televisi dan fotografer. Pahami dahulu kualitas cahayanya, seperti hard light intensitas cahaya yang
tinggi dan soft light menghasilkan cahaya yang lembut atau
halus.
Berdasarkan derajat kelvin yang biasa kita ucapkan ada 2 macam,
yaitu tungsten dan daylight.
Satuan yang digunakan untuk mengukur suhu warna adalah Derajat Kelvin, atau
biasa disingkat dengan “K”. Alat yang digunakan untuk mengukurnya adalah
Kelvin Meter atau lebih umum disebut light meter. Ada dua jenis alat ini yaitu Incident and Reflectant. Incident untuk mengukur
intensitas cahaya yang “jatuh” pada subjek. Sedangkan Reflectant untuk
mengukur intensitas cahaya yang dipantulkan oleh subyek.
Ukuran temperatur warna dinyatakan dalam satuan derajat Kelvin (K).
10.000 kelvin : langit biru
9.000 kelvin : langit mendung
5.600 kelvin : cahaya matahari atau day light
4.900 kelvin : lampu neon
4.200 kelvin : 2 jam setelah matahari terbit atau terbenam disebut tungsten
3.800 kelvin : 1 jam setelah matahari terbit
3.200 kelvin : lampu halogen
2.800 kelvin : lampu pijar
2.200 kelvin : matahari terbit atau tenggelam
1.600 kelvin : cahaya matahari
Apabila sudah memahami teori pencahayaan, maka diperlukan teknik three point
lighting untuk membantu menerangi objek atau subjek pada gambar di kamera,
berikut penjelasannya.
Key Light
Sumber cahaya yang paling utama memberikan penerangan pada gambar untuk
sebuah karakter pada objek atau subjek.
Key light dapat memberikan pengaruh utama pada model, menentukan posisi
kamera sebagai referensi dimana seluruh perangkat pencahayaan di letakan
sekaligus diseimbangkan secara relative terhadap tingkat pencahayaan utama.
Cahaya utama ini paling terang dari fill ligth dan penempatan sudut 45
derajat diatas subjek. Jika cahaya terang key light sama dengan fill light,
terkesan sangat datar. Sebaliknya jika key light ini lebih terang, gambar yang diperoleh lebih
berdimensi atau lebih dalam perubahan warnanya.
Fill light
Cahaya pelengkap dapat mengurangi bayangan yang di timbulkan oleh key light.
Fill light dapat diletakan di posisi berlawanan dari key light. Pada saat keylight menghasilkan sumber cahaya yang kuat, maka fill light
akan lebih berfungsi sebagai penyeimbang dan dapat lebih menyebarkan cahaya
yang ditimbulkan oleh key light.
Cahaya pelengkap ini jangan terlalu jauh dari sisi kamera, karena jika
terlalu dekat dengan objek akan terjadi bayangan yang tidak diinginkan atau
terlihat melawan bayangan dari key light. Cahaya ini yang dapat merubah
warna lampu tungsten dan lampu day light.
Back light
Cahaya ini biasanya digunakan sebagai pemisah antara subjek dengan
background atau latar belakang agar dapat meningkatkan ketajaman pada
gambar dengan memberikan penyelarasan cahaya.
Back light akan diletakan di belakang subjek agar memberikan kesan tiga
dimensi dan membuat objek seakan-akan tidak menempel pada bagian belakang.
Posisi cahaya belakang ini lebih tinggi dari kamera yang akan di terangkan
ke arah subjek. Sehingga background di belakang subjek ini akan menjadi
gelap.
Oleh karena itu dibutuhkan background light, lampu yang digunakan untuk
menerangi background agar terlihat jelas pada kemera.
Untuk mendukung three point tersebut pada saat produksi film, kita dapat
menggunakan jenis lampu seperti:
- Lampu Blonde 1000-2000 watt, sebagai lampu sorot utama untuk penerangan area yang luas.
- Lampu Readhead 650-1000 watt, sebagai lampu yang menyebar ke daerah yang luas, tetapi juga berguna untuk mengisi pada lampu latar (back light).
- Papper Light 100-1000 watt, sebagai lampu utama atau mengisi di daerah kecil, atau untuk efek cahaya tertentu, membuat pencahayaan kontras dan efek.
- Hallogen : 100-500 watt, sebagai lampu yang mempunyai jangkauan luas untuk penerangan area cukup besar. Jenis lampu ini biasanya digunakan untuk produksi dengan budgeting rendah.
- HMI (Hydrargyrum Medium-Arc Iodide), cahaya yang menggunakan lampu memanjang tetapi bukan lampu pijar. Sangat berkualitas dan harganya mahal.
- Lampu Kino Flo (Fluorescent Light), jenis lampu yang paling umum. Menghasilkan sedikit panas dan dapat dimasukkan ke lokasi shooting yang sempit.
- Fresnell, jenis lampu yang memiliki lensa khusus yang memancarkan cahaya.
Untuk penyesuaian pada kamera dengan pencahayaan perlu menggunakan filter
lampu.
Seperti halnya penggunaan Filter CTB (Color Temperature Blue) yang dapat
mengubah suhu warna lampu tungsten (3200K) menjadi Daylight (5600K). Atau
sebaliknya mengubah suhu warna Daylight (5600K) menjadi Tungsten (3200K)
yaitu dengan menggunakan Filter CTO (Color Temperature Orange) pada sumber
pencahayaan/lampu yang suhu warnanya 5600K, seperti lampu-lampu HMI.
Beberapa aksesoris lainnya, yaitu:
- Reflector.
- Barn Door.
- Honeycomb Grid.
- Softbox.
- Silver Umbrella.
- White Umbrella.
- Light Stand, dan sand bag.
- Radio Trigger.
- Dan lain-lain.
Meletakkan sumber cahaya tersebut harus dapat disesuaikan baik dari atas,
bawah atau sama rata dengan objek. Maka perhatikan pemantulan cahaya,
Specular Reflection dan Diffuse Reflection. Apakah produksi di dalam ruangan
atau di luar ruangan.
Hindari bayangan yang tidak diinginkan, perhatikan down angle dan up angle
sebagai arah pencahayaannya. Gunakan teknik High Key dan Low Key untuk
mendefinisikan exposure yang dominan terang atau gelap.
Jangan lupa kunjungi artikel terkait mengenai saran inspirasi membuat film pendek.
Demikian artikel konsep tata cahaya three point lighting ini bermanfaat
untuk kamu sebagai jobdesk penata cahaya film.
Bisa juga dijadikan referensi dalam project kamu dalam produksi film,
membuat video atau menyukai fotografer agar kualitas gambar yang tampak
pada layar lebih baik.
Terima kasih.
Referensi:
- Fachruddin, Andi. 2019. Journalism Today. Jakarta: Kencana PrenadaMedia Group, ISBN 978-602-422-919-1.
- https://yahadramaut.wordpress.com/2013/02/25/konsep-penata-cahaya. Diakses pada tanggal 5 Juli 2020.
Post a comment for "Konsep Tata Cahaya Three Point Lighting"