Unsur Genre Drama Televisi
Program Drama Televisi
Catatansibray.com -
Televisi pada masa sekarang ini merupakan kebutuhan pokok manusia dalam
memenuhi keinginan akan informasi dan hiburan.
Salah satu bentuk program hiburan di televisi adalah drama.
Format program drama televisi merupakan suatu bentuk cerita manusia yang
disusun sedemikian rupa dengan dialog dan aksi dari para pemain lalu direkam
melalui kamera dan kemudian ditayangkan melalui media televisi.
Menurut Morissan dalam Manajemen Media Penyiaran (2009). "Program drama adalah pertunjukan (show) yang menyajikan cerita mengenai kehidupan dan karakter seorang atau beberapa orang (tokoh) -yang diperankan oleh pemain (artis) -yang melibatkan konflik dan emosi. Dengan demikian, program drama biasanya menampilkan sejumlah pemain yang memerankan tokoh tertentu."
Adapun perbedaan jenis-jenis drama, yaitu:
- Drama Tragedi;
- Drama Komedi: Komedi Situasi, Slapstic, Satire, dan Farce;
- Drama Tragedi-komedi;
- Drama Misteri: Kriminal, Horor, dan Mistik;
- Drama Laga: Modern, Tradisional. Sejarah, dan Melodrama;
- Drama Dokumenter (Dokudrama);
- Drama Adat;
- Drama Liturgi;
- Drama Fantasi;
- Drama Mini Kata;
- Drama Eksperimental;
- Sosiodrama;
- Drama Monolog;
- Drama Musikal; dan
- Drama Absurd.
Berdasarkan aliran drama, yaitu:
- Aliran Klasik;
- Aliran Romantik;
- Aliran Realisme: Sosial dan Psikologis;
- Aliran Naturalisme;
- Aliran Ekspresionisme;
- Aliran Ekstensialisme; dan
- Aliran Surealisme.
Kemudian berdasarkan peran tokoh, yaitu:
- Protagonis: Tokoh Sentral;
- Antagonis: Tokoh yang membuat konflik dengan peran protagonis;
- Tritagonis: Tokoh Pendamping; dan
- Pembantu: Tokoh pelengkap untuk mendukung rangkaian cerita.
Lalu berdasarkan medianya, yaitu:
- Panggung atau teater;
- Radio;
- Televisi; dan
- Layar lebar atau Bioskop.
Drama televisi merupakan sarana pementasan yang saat ini populer di kalangan
khalayak luas, apabila cerita di dalamnya sangat menarik dengan dibawakan oleh
para pemain yang aktingnya benar-benar memukau.
Akting dari para pemain adalah elemen paling utama untuk menyampaikan isi atau
pesan yang terkandung dalam drama tersebut.
Berikut beberapa penyajian drama dalam program televisi:
1. Sinetron (Sinema Elektronik)
Merupakan program drama yang menyajikan kisah kehidupan manusia sehari-hari,
cerita ini dibuat berpanjang-panjang selama masih ada penonton yang
menyukainya, dan juga bila produksinya ini masih bersambung.
Menurut Morissan dalam Manajemen Media Penyiaran (2009). "Sinetron merupakan drama yang menyajikan cerita dari berbagai tokoh secara bersamaan. Masing-masing tokoh memiliki alur cerita mereka sendiri-sendiri tanpa harus dirangkum menjadi suatu kesimpulan. Akhir cerita sinetron cenderung selalu terbuka dan sering kali tanpa penyelesaian (open-ended)."
Sinetron dibagi menjadi dua, yaitu:
- Sinetron lepas: drama yang satu kali tayang selesai. Contoh FTV
- Sinetron serial: drama yang berkelanjutan dari setiap pemain/tokohnya ini mempunyai alur ceritanya sendiri, dan dalam setiap episodenya ini bisa saja berubah-ubah karakternya. Contoh sinetron bercorak telenovela.
2. Film (Movie)
Merupakan medium komunikasi yang atraktif, komunikatif dan populer.
Kemampuannya untuk menangkap dan menampilkan realita dalam bentuk audio visual
yang mudah dimengerti, menjadikan film sebagai sebuah media yang mampu
mempengaruhi penontonnya, baik itu bersifat formal atau non formal.
Menurut Fachruddin dalam Journalism Today (2019). "Film atau sinema/movie adalah audiovisual yang merupakan karya seni, bentuk populer dari hiburan dan juga bisnis. Film dihasilkan dengan rekaman dari orang dan benda (termasuk fantasi dan figur palsu) dengan kamera dan/atau oleh animasi."
Drama pendek biasanya dibawah 60 menit, sedangkan drama cerita panjang yang
biasanya pada movie durasi lebih dari 60 menit, umumnya sekarang ada
yang 90-100 menit.
3. Sitkom (Situasi Komedi)
Merupakan drama cerita lucu namun bukan dari pemainnya, melainkan karena
situasinya. Hal yang terpenting adalah teknik penyutradaraan yang digunakan
untuk menghasilkan penggambaran karakter dalam sebuah situasi. Sehingga
penonton akan mengikuti jalan cerita permasalahannya dari sudut pandang
karakter tersebut.
"Sitcom (komedi situasi) adalah drama dengan tema yang berubah-ubah sesuai kreativitas sang kreator di mana beberapa karakter pemeran selalu sama dan hampir menggunakan latar, lokasi, dan dekorasi yang hampir sama setiap kali tayang di televisi. Sitcom durasinya slot 30' merupakan genre komedi yang berasal dari radio." (Fachruddin. 2019. Journalism Today)
Contoh acara program sitkom, seperti Bajaj Bajuri, Office Boy, Awas Ada Sule,
Tetangga Masa Gitu? dan lain-lain.
4. Dokudrama (Dokumenter Drama)
Merupakan drama yang didokumenterkan pada suatu peristiwa yang pernah
terjadi, terdapat peninggalan-peninggalan, dan bekas-bekasnya secara
faktual.
Artinya dokudrama menyajikan kerinduan orang akan realitas yang diungkapkan
kembali lewat jalur cerita dari pengalaman kisah nyata. Baik itu dari
peristiwa atau potret mengenai sosok seseorang, apakah seorang tokoh atau
masyarakat biasa.
Menurut Latief dalam buku Panduan Produksi Acara Televisi Nondrama (2020). "Dokudrama: Dokumenter yang gaya bertuturnya bermotivasi komersial. Umumnya subjek yang berperan adalah artis. Cerita yang disajikan merupakan konstruksi peristiwa mengenai sosok seseorang tokoh masyarakat atau masyarakat awam. Dokumenter jenis ini, dalam advertising dikenal juga dengan istilah profil niaga atau company profile."
Contoh film dokudrama, seperti Film "GIE" tahun 2005, film "Sang Kiai" tahun
2013, film "Kemarin" tahun 2020, dan lain-lain.
5. Animasi (Kartun)
Sebuah karya imajinasi yang dapat divisualisasikan dari pergerakan objek
seperti teks, grafik, suara, dan gambar. Dalam konsep kerja animasi untuk
menciptakan efek gerak atau perubahan bentuk membutuhkan beberapa waktu
seperti perubahan pada karakter, tempatnya, warna dan juga bentuk.
“Animasi adalah suatu suatu tampilan yang menggabungkan antara teks, grafik dan suara dalam suatu aktifitas pergerakan, dan sebagai satu teknologi yang dapat menjadikan gambar diam menjadi gambar bergerak kelihatan seolah-olah gambar tersebut hidup, dapat bergerak, beraksi dan berkata." (Munir. 2013. Multimedia Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan)
Ada beberapa drama serial kartun yang pernah tayang di Indonesia, seperti Adit
& Sopo Jarwo (2014), Kiko (2014), Keluarga Somat (2013), dan lain-lain.
Dalam penayangan televisi, genre drama dibagi dalam kelompok ceritanya
seperti drama kehidupan, keluarga, percintaan, action,
adventure/petualangan, horor yang menakutkan, lalu ada komedi dengan adegan
yang dapat tertawa, dan terakhir animasi kartun.
Kemudian genre tersebut terdapat beberapa isi format skenario dari
penulisnya, yaitu judul scene, nama pemeran, deskripsi visual,
beat, dialog, transisi, dan sebagainya.
Namun untuk kepentingan segmentasinya, penyajian drama televisi dibuat
seperti adanya unsur dramatik:
Konflik
Konflik adalah permasalahan yang kita ciptakan untuk menghasilkan
pertentangan dalam sebuah keadaan sehingga menimbulkan kesan dramatis.
Jika tidak ada adegan seperti ini mungkin bukan namanya drama karena sebuah
cerita perlu adanya sebab dan akibat sehingga story ini dapat
diperjelas dan mempunyai pesan moral.
Suspense
Definisi Suspense adalah ketegangan. Ketegangan yang tidak berkaitan dengan
rasa ketakutan, melainkan penonton dibawa pada perasaan menunggu adegan atau
aksi yang akan terjadi.
Bisa juga disebut dengan harap-harap cemas, bahkan diusahakan untuk membuat
penonton gergetan.
Perasaan ini diakibatkan oleh rintangan tokoh utama yang begitu besar tetapi
ia hanya sedikit mampu dan berhasil dalam usaha menyelesaikan hambatannya.
Suspense biasa diterapkan pada naskah Film laga atau action. Unsur ini
sangat dominan dibandingkan pada film drama.
Untuk naskah FTV biasanya diterapkan pada scene per adegan menjelang ending
cerita. Sementara dalam sinetron diterapkan menjelang berakhirnya episode.
Curiosity
Curiosity adalah rasa ingin tahu atau rasa penasaran penonton dalam sebuah
adegan yang kita ciptakan. Sebuah adegan yang memancing keingin tahuan
penonton pada adegan yang sedang ditontonnya.
Saat adegan sedang seru tiba-tiba berlanjut episode berikutnya, ini sering
terjadi pada sinetron.
Atau ada potongan commercial break yang membuat kita harus menunggu acaranya
dimulai lagi.
Surprise
Surprise adalah kejutan. Jawaban atau ending cerita yang di luar dugaan
penonton atau ending cerita tidak sama seperti yang diharapkan atau ditebak
oleh penonton.
Dengan kata lain, cerita tidak mudah ditebak oleh penonton.
Efek dari surprise bisa membuat setiap penonton berbeda, yaitu bisa
berakibat penonton senang dan juga sebagian lagi penonton kecewa.
Surprise merupakan bentuk kreativitas sebuah ending cerita yang diciptakan
oleh
penulis naskah film.
Usahakan cerita yang kita buat berbeda dengan cerita pada umumnya sehingga
kreativitas penulis naskah tidak dikatakan sebagai penulis bajakan.
Pembuatan drama televisi punya motif ceritanya yang timbul karena:
- Eksistensi (keberadaan), kedudukan, ketenangan, kekayaan, dan lain-lain.
- Situasi (lingkungan atau ekonomi sosial).
- Interaksi sosial (hubungan yang tidak harmonis).
- Watak manusia (ditentukan oleh pikiran, emosional, ekspresi, dan lain-lain).
Jika diperhatikan lebih dalam, konsumen acara televisi umumnya adalah
orang-orang yang mempunyai cukup banyak waktu di rumah, bahkan diantaranya
adalah mereka yang tidak mempunyai cukup banyak aktifitas, sampai mereka yang
tidak mempunyai pekerjaan.
Dampak Positif
Memberikan banyak hiburan dan edukasi melalui program-program drama televisi
yang ditayangkan.
Secara keseluruhan memang dampak positifnya ini, penonton memanfaatkan
televisi sebagai sarana hiburan, informasi, edukasi dan lain sebagainya.
Membuat sebuah tayangan drama televisi yang tidak hanya memberikan hiburan
semata, namun juga memberikan sisi pembelajaran bagi penikmatnya.
Semenarik dan sesederhana mungkin namun tetap mengandung informasi dan pesan
moral yang berguna bagi para penonton.
Dampak Negatif
Pada umumnya penonton kurang memperhatikan dampak negatif yang mungkin
timbul pada genre drama televisi.
Tidak semua penonton mampu mengategorikan mana tayangan yang baik dan
mendidik, acara mana yang layak dan yang tidak layak untuk ditonton.
Karena memang tidak mempunyai banyak pilihan acara televisi, sebab rata-rata
acara televisi yang ada menghadirkan jenis acara yang sama.
Penonton cenderung mendapatkan hiburan namun kurang memperhatikan hal
lainnya.
Terlepas dari semua dampak yang ada, baik positif maupun negatif, format
program acara televisi tetaplah suatu sarana komunikasi yang ampuh dan tidak
bisa dilepaskan dari kehidupan manusia.
"Efek media pada awal riset media difokuskan pada upaya memengaruhi khalayak untuk mengikuti dan bertindak sesuai dengan pesan. Efek tidak sekedar berbicara bagaimana tingkat usia, jenis kelamin, latar belakang sosial, maupun ciri-ciri yang melekat pada individu semata. Dalam tataran makro, efek media juga memengaruhi komunitas maupun masyarakat lebih luas. Bahkan efek media bisa melampaui batasan geografis maupun demografis." (Nasrullah. 2019. Teori dan Riset Khalayak Media)
Drama televisi memiliki trik tersendiri agar penonton semakin tertarik. Trik
tersebut antara lain dari segi pemain yang secara fisik enak dilihat, baik
pemain wanita maupun pria atau memiliki konflik cerita yang juga terjadi
dalam kehidupan nyata.
Drama memiliki ikatan emosional yang cukup besar dan dapat membuatnya dekat
dengan target audiennya.
Drama yang ditayangkan televisi adalah karya fiksi, sedangkan dokudrama
merupakan karya non fiksi namun digabungkan beberapa elemen fiksi.
Untuk menjadi dokudrama, maka cerita dokumenter ini digabung dengan unsur fiksi atau unsur drama, misalnya disisipi kisah percintaan pada tokohnya. Penggabungan ini biasanya dibuat berdasarkan kebutuhan tontonan hiburan." (Lutters. 2018. Kunci Sukses Menjadi Aktor)
Kenapa ada penggabungan elemen fiksi? karena menurut Saya pribadi, bisa saja
untuk mempercepat durasi, ada beberapa cerita yang sengaja dilewatkan, ada
unsur tambahan untuk menarik penontonnya, atau Kalian bisa menilainya.
Semoga bermanfaat dan terima kasih.
Posting Komentar untuk "Unsur Genre Drama Televisi"