Pemilihan Karakter Film Cerita, Protagonis atau Antagonis
Protagonis atau antagonis?
Jika kita berbicara dua karakter tersebut, dalam pikiran kita adalah si baik
dan si jahat. Di dalam film cerita sangat memerlukan pemeran tokoh dengan
karakteristik yang berbeda-beda untuk menggerakan adegan di dalammya.
Apabila cerita di dalamnya sangat menarik dan dibawakan oleh para pemeran yang
aktingnya benar-benar memukau, pesan yang terkandung dalam ceritanya akan
tersampaikan kepada penonton.
Oleh karena itu dalam proses pemilihan pemeran film, perlu adanya tahap
casting. Pertama, seorang casting director menyeleksi sejumlah calon pemeran
yang disediakan oleh seorang koordinator talent.
Berdasarkan skenario dan arahan sutradara serta casting director, seorang
koordinator talent mengundang sejumlah calon pemeran, biasanya tergabung dalan
agensi penyalur model (model agencies) yang sudah diseleksi atau
mendekati kriterianya.
Baca juga : Tahap Rehearsal Pada Pemeran Film Cerita
Jangan salah memilih kriteria pemainnya, karena pemain akan bergerak dan
melakukan aksi sesuai dengan adegan yang terdapat pada alur skenario. Pemain
film sebagai pemeran aktor harus bisa menghidupkan atau menghidupi tokoh yang
ada dalam naskah cerita, baik itu dari scene heading, action, dialog, transisi
dan lainnya.
Lalu apa saja karakter yang dibutuhkan dalam film cerita? Karakter yang
mempunyai daya tarik pada publik.
"hmm bisa jadi..."
Sesuai dengan pilihan tema yang diambil. Tema ini berdasarkan genre yang
mempunyai jenis atau klasifikasi dari sekelompok film lalu dibuatlah beberapa
karakter untuk menghidupkan cerita. Berikut penjelasan karakter film cerita.
Wujud Karakter
Di film cerita, tidak juga manusia sebagai pemain atau pemeran cerita, bisa
saja menggunakan karakter lain tergantung kebutuhan kreatornya. Misalnya
pada film "Garfield" pemerannya seekor kucing dan pemiliknya bernama Jon
Arbuckle. Kemudian ada lagi film "Insidious" genre horor pemerannya manusia
dan makhluk nonfisik lainnya.
Maka berdasarkan wujud karakter film cerita di kelompokan menjadi:
- Manusia;
- Nonmanusia (makhluk luar angkasa, monster, binatang, dan benda mati lainnya);
- Nonfisik (makhluk supernatural, seperti arwah, hantu, dan sejenisnya); dan
- Animasi (dua dimensi atau tiga dimensi).
Watak Karakter
Saat menentukan pemeran cerita, sebaiknya diperhatikan dari watak (sifat)
karakternya. Perwatakannya ini setidaknya memiliki tiga dimensional, yaitu
dimensi fisiologis, sosiologis, dan psikologis.
Dimensi fisiologis meliputi ciri-ciri badani, yaitu:
- Usia
- Jenis kelamin
- Keadaan tubuh
- Ciri-ciri muka
- Warna kulit
- Model rambut
Dimensi sosiologi mencakup:
- Status sosial
- Pekerjaan
- Pendidikan
- Kebiasaan, adat, ideologi
- Organisasi, aktivitas sosial
- Suku bangsa
Dimensi psikologis mengenai masalah kejiwaan, diantaranya:
- Mentalis, moralitas, akhlak
- Tempramen, keinginan dan perasaan pribadi, sikap dan kelakuan
- Tingkat kecerdasan
Jenis Karakter
Setelah mengetahui wujud dan watak tokoh, lalu kita bagi lagi jenis-jenis
karakter dalam film cerita. Hal ini terpenting untuk menentukan tokoh utama
dan para tokoh pendukung lainnya dari sebuah cerita yang dituturkannya.
Cerita adalah kisah perjuangan protagonis dalam menyingkirkan problema utama
dan mencapai suatu tujuan.
Tokoh Protagonis
Dalam film, karakter ini biasanya dibilang tokoh utama atau sentral, karena
dia yang membawa alur cerita sampai ke tujuan akhir. Pada umumnya sifat yang
dimiliki oleh pemeran protagonis memperlihatkan sisi kebaikan dan
kebenarannya, maka karakter ini seperti pahlawan dan pembela kebenaran.
Namun tidak semua cerita film protagonis ini selalu tokoh baik, bisa juga
menjadi tokoh jahat, seperti film:
- Maleficent, seorang penjaga hutan berubah menjadi penyihir jahat setelah dikhianati.
- Nightcrawler, karakter utama dengan sifat yang cukup keras kepala untuk melakukan hal yang dia inginkan. Dia bahkan berani melakukan tindakan tidak terpuji.
- Joker, tokoh utama yang terbuang dan tersisihkan dari masyarakat. Sampai suatu hari sebuah tragedi membuat dirinya memiliki keberanian, hingga dia menginspirasi gerakan besar di seluruh kota.
Setiap gerak adegan untuk mencapai akhir tujuan cerita, akan ada tanggung
jawab yang dirasakannya, seperti disakiti, menderita, dan semacamnya,
sehingga penonton akan merasakan apa yang dialami tokoh utama ini.
"Wah, kasian ya dia..."
Memang harus ada unsur dramatiknya.
Jika tidak ada, cerita film sangat flat dan monoton. Maka ada tokoh yang
menghalangi atau mengganggu protagonis ini menuju akhir cerita, yaitu:
Tokoh Antagonis
Karakter ini kebalikan dari protagonis, harus mewakili hal-hal negatif dalam
kebutuhan cerita. Tokoh ini biasanya cenderung menjadi pemeran yang
menyakiti tokoh protagonis. Dia selalu berupaya menggagalkan tujuan apa yang
ingin dicapai dari tokoh protagonis, sehingga dalam cerita ini ada sebuah
konflik yang terjadi.
Tokoh antagonis juga sering menjadi tokoh sentral dalam cerita, yang
tugasnya mengganggu dan melawan peran protagonis, biasanya dibantu dengan
tokoh-tokoh lain, yaitu karakter kontagonis.
Tokoh Kontagonis
Bisa disebut peran pendamping. Karakter yang membantu aksi antagonis untuk
menyakiti, mengganggu, dan menggagalkan setiap gerak adegan tokoh
protagonis. Tokoh ini biasanya punya banyak akal yang buruk, sehingga tokoh
antagonis ini sangat senang didukung dengan kontagonis karena tujuan mereka
sama.
Namun dalam durasi film, kontagonis ini tidak terlalu banyak adegan yang
dimainkan, justru lebih pada antagonis sampai ke penghujung akhir cerita.
Tokoh Skeptis
Karakter ini bukan menjadi lawan peran protagonis, namun menjadi penghambat
dan meremehkan tokoh utamanya. Sifat karakter skeptis adalah cuek, keras
kepala dan berprasangka buruk. Setiap adegan yang dilakukan hanya membuat
pilihan dalam situasi menyulitkan kepada protagonis. Pilihan situasi yang
dimaksud bertujuan untuk merendahkan kemampuan dan tidak mempercayai setiap
usaha yang dilakukan tokoh utama (protagonis).
Jika saya membuat skenario di babak ke-2, skeptis dapat membantu tokoh utama
untuk mencapai titik klimaks cerita.
Oleh karena itu bisa kita manfaatkan, karakter skeptis ini memberikan pesan
perubahan situasi atau membangkitkan tokoh utama walaupun dengan cara
menekankan karakter protagonis, kita bisa mencapai titik klimaks cerita.
Apakah dengan karakter skeptis saja sudah cukup untuk memberi penjelasan
kepada protagonis?
Belum, masih ada karakter yang dapat membantu protagonis, yaitu sidekick.
Tokoh Sidekick
Bisa disebut juga peran pendamping. Karakter ini berpasangan dengan
protagonis. Tugasnya adalah membantu setiap aktivitas protagonis dalam
mencapai tujuan. Karakter ini biasanya bertindak sebagai teman, bisa jadi
pelindung, penolong, atau memberi nasihat yang membangkitkan karakter
protagonis.
Jika saya membuat skenario di babak ke-2 tahap klimaks, sidekick membantu
tokoh utama menyadari dan menunjukan atau membuktikan bahwa dia mampu untuk
melakukannya. Lalu babak ke-3 tahap resolusi, sidekick juga dapat membantu
membuat twist ending.
Pemeran Karakter
Pemeran utama paling mempengaruhi alur cerita, bisa di tampilkan terus
menerus sehingga menguasai sebagian besar cerita. Sedangkan pemeran
pendukung/pendamping yang menuntun kehadiran pemeran utama agar cerita
menjadi lebih hidup. Pemeran pendukung/pendamping dapat mempengaruhi pemeran
utama. Sementara pemeran tambahan hanya sebagai pelengkap cerita dan dalam
durasi tidak terlalu lama.
Beradasarkan casting pemeran karakter
(dikutip dari ensiklopedia bebas), yaitu:
1. Pemeran utama, aktor utama, atau aktris utama memainkan peran protagonis.
2. Pemeran pendukung atau pendamping adalah seorang pemeran yang memainkan adegan dengan waktu di bawah pemeran utama, dan di atas seorang peran kecil.
3. Peran kecil adalah sebuah peran pendukung dengan setidaknya satu baris dialog (peran pendukung tanpa dialog disebut peran berjalan).
4. Pemeran tambahan, aktor tambahan atau extras adalah seorang pemain pertunjukan dalam film, acara televisi, pertunjukan teater, teater musikal, opera atau pertunjukan balet, yang muncul dalam sebuah kapasitas yang tak berbicara, tak menyanyi atau tak menari, biasanya di latar belakang (misalnya, dalam sebuah kerumunan penonton atau adegan jalan yang sibuk).
5. Kameo (cameo) adalah munculnya seseorang yang terkenal di bidang performing acts seperti teater, film, video games, dan televisi. Namun durasi selama mereka muncul tidak lama. Peran yang dimainkan pun tidak memiliki bobot besar pula, dan tidak diperlukan untuk berbicara. Biasanya, cameo ini muncul di sebuah kegiatan di mana orang terkenal tersebut merupakan seseorang spesial di bidang itu. Dari kalangan selebritis, pembuat film, politikus, atlet, atau musisi.
Penutup
Pemilihan pemeran merupakan salah satu elemen dari sebuah karya seni drama.
Cara untuk memilih pemain yang sesuai dengan karakter-karakter dalam sebuah
skenario adalah dengan casting. Setelah tahapan casting, tahapan selanjutnya
yaitu latihan atau reading. Cara ini bertujuan untuk menyatukan cerita dalam
film dengan karakter si pemain.
Baca juga : Arti Continuity Dalam Produksi Film Drama
Memilih pemeran karakter bisa diambil dari seorang aktor amatir, aktor
profesional, seorang bintang di kalangan publik, seorang superstar, dan
masih banyak talent lainnya.
Akting dari para pemain adalah elemen paling utama untuk menyampaikan isi
atau pesan yang terkandung dalam cerita tersebut. Sehingga dalam produksi
film cerita, keberadaan tokoh sangatlah penting bagi kelancaran jalan
cerita, dari awal, tengah, hingga mencapai klimaks dan akhir cerita.
Semoga bermanfaat dan terima kasih. Salam filmmaker.
Referensi:
- Biran, Misbach Yusa. 2006. Teknik Menulis Skenario Film Cerita. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya, ISBN 979-419-341-0.
- Pratista, Himawan. 2017. Memahami Film Edisi Kedua. Sleman: Montase Press, ISBN 978-602-61314-0-9.
Post a Comment for "Pemilihan Karakter Film Cerita, Protagonis atau Antagonis"
Penulis sadar betul bahwa artikel ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu, penulis sangat membutuhkan saran dan kritik dari para pembaca. Terima kasih.