Film Dokudrama Di Produksi Atas Kerinduan Atau Keinginan
Film dokudrama atau disebut dokumenter drama mengangkat cerita berdasarkan
kisah nyata dari reka ulang peristiwa sejarah dengan adanya unsur dramatisasi.
Jenis cerita yang menggabungkan antara dokumenter dan drama. Jika pentas
diatas panggung, kadang-kadang dikenal sebagai teater dokumenter.
Menyajikan film dokudrama biasanya di produksi atas kerinduan atau keinginan
audiens/penonton dari realitas yang diungkapkan kembali lewat jalur cerita
dalam peristiwa kehidupan. Pengertian seperti ini bisa saja disebut dokumenter
karena tujuan dari penyajian film dokumenter adalah untuk mengingatkan kembali
kepada khalayak dan memberitahukan tentang suatu peristiwa yang terjadi,
mengandung nilai-nilai kemanusiaan serta kepedulian terhadap sesama.
Namun kenapa film dokumenter terdapat unsur dramatisasi yang disebut film
dokudrama?
Mungkin dapat kunjungi link ini
https://entertainment.howstuffworks.com/documentary. Terdapat
penjelasan mengenai perbedaan antara dokumenter dan dokudrama.
Film dokumenter adalah film non fiksi yang memerankan kembali, mengomentari,
atau secara umum menceritakan kembali sejarah. Itu sepenuhnya faktual,
meskipun mungkin juga menyatakan pendapat tentang fakta yang disajikannya. Di
sisi lain sebuah dokudrama, meskipun didasarkan pada peristiwa sejarah dan
biasanya menyajikan potongan-potongan faktual, pertama dan terutama adalah
cerita dramatis.
Itu tidak harus sepenuhnya faktual, dan itu mengasumsikan sejumlah lisensi
dramatis untuk mengubah dan/atau mengarang peristiwa yang meningkatkan daya
tarik cerita. Pada dasarnya, dokudrama adalah cerita fiksi yang menggunakan
peristiwa sejarah aktual sebagai konteksnya.
Pengertian Film Dokumenter
Film dokumenter merupakan karya sinema yang mendokumentasikan kenyataan pada
sebuah peristiwa maupun kejadian. Istilah "dokumenter" pertama digunakan
dalam resensi film Moana (1926) oleh Robert Flaherty, ditulis oleh The
Moviegoer, nama samaran John Grierson, di New York Sun pada tanggal 8
Februari 1926.
Film dokumenter menurut Bill Nicholas dalam representing reality (1991),
adalah upaya menceritakan kembali sebuah kejadian atau realitas, menggunakan
fakta dan data.
Kekuatan film dokumenter
sangat erat hubungannya dengan tokoh, objek tertentu, sebuah momen,
peristiwa yang terjadi, lokasi kejadian, dan hal-hal yang benar-benar nyata.
Dalam pembuatan film dokumenter dapat merekam langsung dari peristiwa itu
terjadi, dan dapat pula merekonstruksi ulang dari sebuah peristiwa yang
sudah pernah terjadi (menampilkan kembali fakta yang ada dalam kehidupan).
Pengertian Film Drama
Sedangkan untuk Film drama menyajikan sebuah cerita atau sandiwara yang
diperagakan atau dipentaskan dengan berbagai karakter dan cerita dengan
melibatkan konflik maupun emosi. Menampilkan sejumlah pemain/aktor yang
memerankan tokoh tertentu sesuai cara betuturnya, peristiwa fiksi atau non
fiksi melalui kinerja dialog tertulis.
Fiksi adalah sebuah prosa naratif yang sifatnya imajinasi atau karangan
non-ilmiah dari penulis dan bukan berdasarkan kenyataan. Sedangkan non fiksi
adalah suatu tulisan yang isinya bukanlah imajinasi atau rekaan penulisnya.
Seorang penulis naskah drama bisa mengangkat suatu peristiwa yang kemudian
dikembangkan ke dalam alur cerita lebih menarik. Begitu juga dapat mengarang
atau menulis naskah drama secara asli berdasarkan hasil imajinasi kreatif
yang dikembangkannya. Drama ini bisa berupa drama percintaan, drama komedi,
hingga drama yang mengandung unsur tragedi.
Semua jenis drama ini dikemas semenarik mungkin sehingga audiens dapat terus
mengikuti cerita yang disajikan. Dalam hal ini, seorang penulis naskah harus
dapat mengembangkan dan mengemas cerita menjadi dramatisasi.
Arti kata dramatisasi menurut KBBI:
- penyesuaian cerita untuk pertunjukan sandiwara; pendramaan;
- hal membuat suatu peristiwa menjadi mengesankan atau mengharukan;
- pembawaan atau pembacaan puisi atau prosa secara drama.
Pengertian Film Dokudrama
Pada perkembangannya, muncul sebuah istilah baru yakni Dokudrama. Dokudrama
adalah genre dokumenter di mana pada beberapa bagian film disutradarai atau
diatur terlebih dahulu dengan perencanaan yang detail. Dokudrama muncul
sebagai solusi atas permasalahan mendasar film dokumenter, yakni untuk
memfilmkan peristiwa yang sudah ataupun belum pernah terjadi.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Film_dokumenter. Diakses pada tanggal
07/04/2021).
Jadi maksud dari penyajian film dokudrama merupakan suatu kejadian yang
pernah terjadi sungguh-sungguh, terdapat peninggalan-peninggalan dan
bekas-bekasnya secara faktual, beberapa tokohnya masih hidup atau sudah
tiada namun memiliki rekaman arsip, tetapi kejadiannya sudah lampau.
Karena daya tarik atau kejadiannya sangat bernilai maka kisah itu di mainkan
kembali di tempat yang sama dengan tokoh yang sama atau pemeran lain yang
pada saat kurang lebih sama juga dengan waktu kisah itu terjadi.
Contoh Film Dokudrama dalam negeri:
- Untukmu Indonesiaku (1980)
- Djakarta 1966 (1988)
- Gie (2005)
- Serambi (2005)
- Kemarin (2020)
- dan lain-lain.
Contoh Film Dokudrama luar negeri:
- JFK (1991)
- 12 Years a Slave (2013)
- Touching the Void (2003)
- Hiroshima (2005)
- The Social Dilemma (2020)
- dan lain-lain.
Dokumenter drama mensimulasikan kenyataan dan digunakan untuk menganalisis
peristiwa serta isu terkini. Film dokumenter drama didasarkan pada peristiwa
faktual yang berasal dari penelitian mendalam, menghasilkan skenario yang
dapat dipercaya. Di sisi lain, dokudrama biasanya didasarkan pada peristiwa
sejarah, sehingga memberikan analisis tentang proses masa lalu.
Dengan kata lain, bahwa dokudrama adalah jenis drama (film, acara televisi,
atau lakon) yang menggabungkan unsur-unsur dokumenter dan drama, sampai
batas tertentu menunjukkan peristiwa nyata dan sampai batas tertentu
menggunakan aktor melakukan gerak adegan dari peristiwa yang di
dokumentasikan.
Ini mungkin seluruhnya terdiri dari aktor yang tampil pembuatan ulang adegan
peristiwa, atau dapat menggabungkannya dengan rekaman peristiwa itu sendiri
pada saat terjadi (menyajikan potongan-potongan faktual).
Kombinasi dua bentuk yang tidak biasa, dokumenter dan drama merupakan sebuah
catatan peristiwa faktual, kisah tentang 'sesuatu' atau proses dan/atau
proses dari 'sesuatu'. Di sisi lain, drama adalah tiruan dari kehidupan
cerita yang dibuat-buat. Oleh karena itu, dokudrama dapat digambarkan
sebagai a genre hybrid.
Sebuah lintas genre (atau bergenre hybrid) adalah genre yang tema
campuran dan unsur-unsur dari dua atau lebih genre yang berbeda.
Penutup
Film dokumenter tidak lepas dari tujuan penyebaran informasi, pendidikan dan
propaganda bagi khalayak tertentu. Intinya film dokumenter tetap berpijak
pada hal-hal senyata mungkin. Seiring berjalannya waktu, muncul berbagai
aliran dari film dokumenter seperti dokudrama.
Dalam dokudrama, terjadi reduksi realitas demi tujuan-tujuan estetis agar
gambar dan cerita menjadi lebih menarik. Sekalipun demikian, jarak antara
kenyataan dan hasil yang tersaji lewat dokudrama biasanya tak berbeda jauh.
Dalam dokudrama, realitas tetap menjadi pegangan.
Baca juga : Tahap Rehearsal Pada Pemeran Film Cerita
Lewat film dokudrama sebenarnya penonton atau audiens bukan hanya saja
diajak menikmati suatu cerita, melainkan juga mengenal pengalaman hidup
nyata dari situasi peristiwa. Selain itu dapat mempelajari latar belakang
budaya dan nilai-nilai, memperkaya pandangan hidup, membuka cakrawala
kepedulian sosial, serta memberi referensi yang penuh dengan kehidupan.
Semoga bermanfaat dan terima kasih.
Referensi:
- http://filmindonesia.or.id/movie/title/list/tag/dokudrama. Diakses pada tanggal 07/04/2021
- https://galuhdaridesa.wordpress.com/tag/dokudrama. Diakses pada tanggal 07/04/2021.
- Nugroho, Fajar. 2007. Cara Pinter Bikin Film Dokumenter. Yogyakarta: Galangpress.
Post a Comment for "Film Dokudrama Di Produksi Atas Kerinduan Atau Keinginan"
Penulis sadar betul bahwa artikel ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu, penulis sangat membutuhkan saran dan kritik dari para pembaca. Terima kasih.